Entri Populer

Jumat, 10 Juni 2011

Catatan Pustaka untuk sebuah Profesionalitas Guru

oleh : Atep Js.
Suatu kenyataan yang harus kita akui, bahwa banyak faktor yang menyebabkan kurang profesionalismenya seorang guru. Terkait dengan kenyataan tersebut, pemerintah berupaya agar guru yang tampil di abad pengetahuan adalah guru yang benar-benar profesional yang mampu mengantisipasi tantangan-tantangan dalam dunia pendidikan. Para ahli mengatakan bahwa abad 21 merupakan abad pengetahuan, karena pengetahuan menjadi landasan utama segala aspek kehidupan.
Kenyataan lain yang dihadapi oleh sebagian besar lembaga pendidikan, di antaranya adalah masalah SDM guru. Sebagaimana hasil kajian sederhana ini mengungkapkan bahwa ada kecenderungan para guru yang mengajar di sejumlah sekolah tidak memiliki akta kelayakan mengajar dan tidak profesional. Di samping itu, sebagian guru yang mengajar pun ternyata masih banyak yang belum menggunakan pendekatan mengajar yang tepat. Kenyataan lainnya yang lebih memprihatinkan, yaitu guru yang mengajar dengan tidak memiliki akta kelayakan mengajar serta mengajarkan mata pelajaran tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan (jurusan).
Semua itu, menjadi kenyataan yang kurang menunjang pada keberhasilan peningkatan kualitas pendidikan dewasa ini. Namun, tidak ada salahnya apabila semua komponen terkait menyadari hal tersebut dan melakukan berbagai upaya perubahan, termasuk meningkatkan kualitas dan profesionalisme guru.
Adapun beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
  1. Mengelola SDM dengan memperkenalkan karakteristik peningkatan profesionalisme;
  2. Menerapkan pendekatan manajemen pendekatan dan metode pembelajaran;
  3. Menerapkan Multiple Intelligence (multikecerdasan) sebagai pendekatan pembelajaran, karena dipandang paling sesuai dengan pengembangan kompetensi peserta didik.
Pengertian Multiple Intelligence dalam bahasa Inggris adalah; Multiple(maltip) berarti berbagai jenis, Intelligence (in’telijens) berarti kecerdasan. Multiple Intelligence merupakan suatu teori yang dikemukakan Gardner, 1983 dalam Metode Praktis Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligence (2004) dideskripsikan bahwa teori tersebut merupakan penguatan perspektif tentang kognisi manusia. Kecerdasan adalah bahasa-bahasa yang dibicarakan oleh semua orang dan sebagian dipengaruhi oleh kebudayaan di mana ia dilahirkan.
Hal yang perlu diperhatikan dalam Multiple Intelligence adalah adanya tanggung jawab lembaga-lembaga pendidikan, dan kecerdikan seorang guru dalam memperhatikan bakat masing-masing siswa (peserta didik). Baik di dalam maupun di luar sekolah setiap siswa harus berhasil menemukan paling tidak satu wilayah kemampuan yang sesuai dengan potensi kecerdasannya. 
Tulisan ini hanya berdasarkan kajian sederhana dan studi literatur yang sangat terbatas. Oleh karena itu, berbagai kekurangan baik dalam segi penyajian maupun pembahasan materi, tentunya masih ditemukan di dalamnya. Tetapi secercah harapan, jika ada yang dapat dimanfaatkan oleh para pembaca, barangkali itu hanya kebetulan saja. Penulis sadari dan berharap kepada siapa pun untuk melakukan penelitian dan pembahasan secara lebih lengkap dan sempurna.
Bagi para guru, karyawan, serta komponen pengelola pendidikan lainnya, mari kita melakukan perubahan secrara bertahap, meningkatkan kualitas dan profesionalisme sesuai dengan bidang masing-masing. Penulis ingin menyampaikan kepada para pembaca terutama kepada rekan-rekan seperjuangan dan seprofesi, sebagai berikut:
  • Meningkatkan rasa tanggung jawab kepada diri sendiri, masyarakat, pemerintah, bangsa dan negara dalam rangka menjalankan tugas sebagai abdi bangsa dan negara.
  • Agar terus berusaha meningkatkan kemampuan dan wawasan tentang pendidikan, sehingga dapat meningkatkan pelayanan kepada para siswa (peserta didik).
  • Memahami dan melakukan adaptasi terhadap perubahan-perubahan di dunia pendidikan seiring dengan perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
  • Mengembangkan prinsip-prinsip yang sesuai dengan kurikulum dalam rangka mengembangkan kegiatan pembelajaran.
  • Meningkatkan prestasi sejalan dengan ketentuan yang telah digariskan oleh lembaga pendidikan manakala kita mengabdikan diri.

1 komentar:

  1. Suatu kenyataan pahit yang perlu kita renungkan, seyogyanya kita lebih banyak membaca dari pada berbicara, seyogyanya kita lebih banyak bertindak dari pada berbicara, seyogyanya kita lebih banyak introspeksi diri dari pada berbicara tentang orang lain,namun............Sangat berharga bila kita memulai sedikit demi sedkit dengan sesuatu yang baik dan baru, semoga............

    BalasHapus